Iya, gue tau gue pernah makan babi, makan anjing, ngatain Tuhan, minum alkohol, berzinah, dan sampe sekarang gue cuma sholat 2x setaun (idul fitri sama idul adha).. bahkan baca satu huruf arab pun nggak bisa. Jadi semoga nggak ada yang komen bahwa gue gak berhak untuk merasa beragama. Btw, di KTP, gue dideteksi dan teridentifikasi sebagai umat Islam.
Anyway, akhir-akhir ini gue mulai menyadari kalo gue makin sering berdoa. Well, gue emang ngga bisa baca huruf arab, tapi gue bisa ngapalin al-fatehah dan dua kalimat syahadat. Setiap kali gue mulai sekolah, gue doa dulu. Setiap kali gue mulai dan selesai makan, gue doa dulu. Kadang2 kalo gue main RO trus mau ke pulau kuya dan ngehunt ber-10 gue doa dulu supaya nggak mati dibunuh MVP. Or at least kalo mati, equip gue nggak drop.
Biasa aja? Emang harusnya gitu? Well, mungkin buat beberapa di antara kalian sih iya. Tapi kalo buat gue yang mungkin dulu setahun berdoa aja bisa diitung pake jari dan yakin kalo Tuhan itu cuma pelarian manusia yang butuh makhluk luarbiasakuat untuk dipuja karena mereka ga tau kalo asalnya manusia itu dari monyet dan bukan ada Adam & Hawa yang jatoh dari langit.. akhir2 ini gue ngerasa kalo gue semakin beragama.
Pandangan gue salah?
So be it, gue juga ga ngerti2 amat, tapi ya itu yang gue rasakan.
Jadi inti entry ini apa?
Sebenernya cuma pengen bilang, kalo "revelations" ato "kepercayaan" itu bisa datang pada siapapun, ngga peduli udah sedosa apapun orangnya. Tinggal masalah orang itu mau terima ato nggak, mau berubah ato nggak, dan mau percaya Tuhan ato nggak.
Btw, buat kalian ahli agama, Adam & Hawa kan punya anak, Kain & Abel. Yang satu mati. Trus keturunannya dari mana? Incest sama Hawa?
dimanche, septembre 30, 2007
mercredi, septembre 19, 2007
Fasting
Bulan puasa ini aneh. Koreksi, bulan puasa memang selalu aneh bagiku. Mungkin tahun ini tidak lebih aneh daripada yang sebelum-sebelumnya, tapi tetap saja aneh.
Kenapa? Karena bulan puasa adalah saat di mana berbagai godaan2 yang sama sekali tidak menggoda muncul. Orang makan di depan mata sambil mengajak batal. Lagu-lagu lelucon tentang puasa terdengar di koridor sekolah. Keisengan tanpa alasan yang dilakukan hanya pada umat yang berpuasa. Dan yang membuatnya lebih aneh lagi, sebagian besar didasarkan atas kalimat-kalimat seperti:
"Gue kan baik, dengan gini elo dapet pahala lebih banyak loh,"
"Nggak boleh marah, elo kan puasa.. Nanti lu nggak dapet pahala,"
"Kalo gue godain elo kan gue juga dapet pahala asal lu nggak batal,"
dan semacamnya..
Apa sih pahala itu? Emangnya segitu pentingnya ya sampe dikejar2 banget? Emangnya kita puasa perlu mikirin pahala yang kita dapet? Apakah kita puasa ada maunya, yaitu buat banyak2in pahala?
Gue nggak ngerti pikiran orang2... kalo mau puasa ya puasa aja, nggak usah banyak maunya. Puasa ya puasa aja, berbuat baik ya berbuat baik aja, sekedar karena emang lu pengen. Nggak usah diitungin jamnya ato pahalanya. Nanti juga Tuhan tau sendiri kok siapa yang berhak masuk surga, tanpa kita harus nimbunin pahala dengan sengaja.
Bener nggak?
Kenapa? Karena bulan puasa adalah saat di mana berbagai godaan2 yang sama sekali tidak menggoda muncul. Orang makan di depan mata sambil mengajak batal. Lagu-lagu lelucon tentang puasa terdengar di koridor sekolah. Keisengan tanpa alasan yang dilakukan hanya pada umat yang berpuasa. Dan yang membuatnya lebih aneh lagi, sebagian besar didasarkan atas kalimat-kalimat seperti:
"Gue kan baik, dengan gini elo dapet pahala lebih banyak loh,"
"Nggak boleh marah, elo kan puasa.. Nanti lu nggak dapet pahala,"
"Kalo gue godain elo kan gue juga dapet pahala asal lu nggak batal,"
dan semacamnya..
Apa sih pahala itu? Emangnya segitu pentingnya ya sampe dikejar2 banget? Emangnya kita puasa perlu mikirin pahala yang kita dapet? Apakah kita puasa ada maunya, yaitu buat banyak2in pahala?
Gue nggak ngerti pikiran orang2... kalo mau puasa ya puasa aja, nggak usah banyak maunya. Puasa ya puasa aja, berbuat baik ya berbuat baik aja, sekedar karena emang lu pengen. Nggak usah diitungin jamnya ato pahalanya. Nanti juga Tuhan tau sendiri kok siapa yang berhak masuk surga, tanpa kita harus nimbunin pahala dengan sengaja.
Bener nggak?
samedi, septembre 15, 2007
Hide & Seek
Minggu lalu, saya dan sesama murid-murid SMA Pangudi Luhur kelas 3 lainnya diundang ke Universitas Pelita Harapan untuk menghadiri Open House. Sesampainya di sana, kami dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari sepuluh orang dan satu mentor. Yang dimaksud dengan mentor adalah seorang mahasiswi UPH yang secara suka rela memimpin suatu kelompok berperan sebagai Tour Guide, mengantar, dan menunjukkan fakultas-fakultas serta jurusan-jurusan di UPH.
Berhubung SMA saya adalah SMA dengan komposisi murid homogen cowok, maka umumnya murid-muridnya tergiur melihat pemandangan yang tersebar di hadapan mereka: murid-murid cewek SMA lain dan mahasiswi-mahasiswi UPH. Termasuk mentor-mentor yang sedang menjalankan tugas mereka.
Selagi mereka melirik sana-sini, dua teman ngobrol saya (yang tidak termasuk dalam kategori "umum" karena mereka tidak melirik cewek-cewek) malah berantem. Jadilah, saya cari teman baru: mentor kelompok saya. Ia seorang mahasiswi dari jurusan Fisika Medis, angkatan 2004. Jurusan yang amat menarik karena hanya berisi empat orang dalam satu angkatan.
Tadinya, saya hanya berniat mengorek informasi mengenai jurusan Bioteknologi Medis, yang kebetulan termasuk dalam Fakultas MIPA tempat mentor saya belajar. Jadilah kami mengobrol, dan akhirnya bukan hanya mengenai Bioteknologi, tetapi juga mengenai berbagai hal lainnya.
Ketika siang tiba dan bus berangkat untuk mengantarkan saya dan murid-murid lainnya kembali ke sekolah, kami melambaikan tangan pada para mentor yang tadi membantu kami dan mengantar kesana-kemari. Khususnya, pada mereka yang cantik-cantik. Dan para mentor pun melakukan beberapa hal yang sama: melambaikan tangan, tersenyum senang, melemparkan ciuman.
Kemudian saya pun duduk tenang di kursi, hanya untuk menyadari satu hal: saya sama sekali tidak tahu bagaimana cara menghubungi teman baru saya, mentor UPH tadi. Di internet saya coba cari namanya, namun tidak membuahkan hasil. Ah, ya sudahlah... Mungkin memang sulit. Kapan-kapan akan kukirim surat saja, mungkin bisa berhasil dengan cara lama.
Kemarin, sebuah e-mail dikirimkan pada saya. E-mail dari mahasiswi yang sama.
It's not that I'm not happy, but please do tell me: How did you find me?
Berhubung SMA saya adalah SMA dengan komposisi murid homogen cowok, maka umumnya murid-muridnya tergiur melihat pemandangan yang tersebar di hadapan mereka: murid-murid cewek SMA lain dan mahasiswi-mahasiswi UPH. Termasuk mentor-mentor yang sedang menjalankan tugas mereka.
Selagi mereka melirik sana-sini, dua teman ngobrol saya (yang tidak termasuk dalam kategori "umum" karena mereka tidak melirik cewek-cewek) malah berantem. Jadilah, saya cari teman baru: mentor kelompok saya. Ia seorang mahasiswi dari jurusan Fisika Medis, angkatan 2004. Jurusan yang amat menarik karena hanya berisi empat orang dalam satu angkatan.
Tadinya, saya hanya berniat mengorek informasi mengenai jurusan Bioteknologi Medis, yang kebetulan termasuk dalam Fakultas MIPA tempat mentor saya belajar. Jadilah kami mengobrol, dan akhirnya bukan hanya mengenai Bioteknologi, tetapi juga mengenai berbagai hal lainnya.
Ketika siang tiba dan bus berangkat untuk mengantarkan saya dan murid-murid lainnya kembali ke sekolah, kami melambaikan tangan pada para mentor yang tadi membantu kami dan mengantar kesana-kemari. Khususnya, pada mereka yang cantik-cantik. Dan para mentor pun melakukan beberapa hal yang sama: melambaikan tangan, tersenyum senang, melemparkan ciuman.
Kemudian saya pun duduk tenang di kursi, hanya untuk menyadari satu hal: saya sama sekali tidak tahu bagaimana cara menghubungi teman baru saya, mentor UPH tadi. Di internet saya coba cari namanya, namun tidak membuahkan hasil. Ah, ya sudahlah... Mungkin memang sulit. Kapan-kapan akan kukirim surat saja, mungkin bisa berhasil dengan cara lama.
Kemarin, sebuah e-mail dikirimkan pada saya. E-mail dari mahasiswi yang sama.
It's not that I'm not happy, but please do tell me: How did you find me?
vendredi, septembre 14, 2007
Ego
Meet Ego, the greatest thing humankind ever had. Its job is simple. To make us hunger. For money. For food. For love. For lust. For more.
Ego moves us forward. It makes us urge for something. Was it our parents who made us learn to walk? No. It was our own motivation. The feeling of wanting to walk. The feeling of assurance and pride, that we could walk and not just crawl. Before you know anything, Ego has already made his home in you.
Ego defines who we are. What we like, what we do, what we feel, are all based on Ego's will. If we don't want to do something, it was because Ego rejected us to do so. If we do something, it was because Ego allows us to do so. He is a puppeteer, and we are merely his dolls.
Ego is eternal. You can't deny him, as he's everywhere in the world. You can't get rid of him, because doing so is also based on Ego's will. You can't try to free your mind from Ego, for it would make you not anymore a living being.
But all in all, Ego is different in each one of us.
What is your greatest Ego?
Ego moves us forward. It makes us urge for something. Was it our parents who made us learn to walk? No. It was our own motivation. The feeling of wanting to walk. The feeling of assurance and pride, that we could walk and not just crawl. Before you know anything, Ego has already made his home in you.
Ego defines who we are. What we like, what we do, what we feel, are all based on Ego's will. If we don't want to do something, it was because Ego rejected us to do so. If we do something, it was because Ego allows us to do so. He is a puppeteer, and we are merely his dolls.
Ego is eternal. You can't deny him, as he's everywhere in the world. You can't get rid of him, because doing so is also based on Ego's will. You can't try to free your mind from Ego, for it would make you not anymore a living being.
But all in all, Ego is different in each one of us.
What is your greatest Ego?
lundi, septembre 10, 2007
Nostalgia I
Pernahkah kita mencoba melihat masa lalu? Melihat betapa kecilnya kita dahulu, suatu bentuk yang lugu dan rapuh. Melihat benih-benih cinta pertama tersebar di hati kita. Melihat impian masa kecil kita yang sekarang terasa begitu bodoh dan amat jauh dari kenyataan yang kita alami saat ini.
Pernahkah kita mengingat cita-cita kita masa kecil, menjadi seorang pilot pesawat atau astronot? Yang terasa begitu jauh dengan masa kini dimana kita adalah mahasiswa yang sibuk dengan tugas-tugas, atau sekedar seorang penulis kesepian yang terjebak di kampung halamannya?
Segalanya terasa lucu dan ringan. Masa-masa kecil terasa sungguh menyenangkan. Tak ada beban pikiran, tanggung jawab, maupun perasaan bersalah saat melakukan ini-itu. Yah, mungkin ada, tapi tidak seberat sekarang.
Aku masih ingat saat itu. Kelas empat SD, saat posisi tempat duduk tengah ditentukan oleh guru pembimbing kelasku. Aku sedang berdiri dan berpindah kursi, ketika sebuah tangan menggenggam bajuku dari belakang.
"Jangan pergi. Di sini saja, duduk denganku," ujarnya. Seorang perempuan kecil yang menatapku dengan sepasang matanya yang berkilau sedih.
Aku menatap ke arah sang guru, yang kemudian mengabulkan permintaan gadis cilik itu. Di tengah sorak sorai anak-anak sekelas pada kami berdua, sang gadis hanya terdiam sembari menatapku, tersenyum malu.
Masa kecil yang lucu dan menyenangkan untuk diingat. Setidaknya, untukku. Sangat berbeda dengan kenyataan sekarang, hari ini, ketika perempuan cilik yang sama kembali dalam bentuk seorang anak SMA dan bertanya padaku apakah aku mau menjadi pacarnya. Lucu, mungkin, tapi tidak begitu menyenangkan ketika mengatakan "tidak" menjadi sesuatu yang mungkin akan menyakitinya.
Maaf, nona, tapi aku sudah memiliki seorang kekasih. Dan aku mencintainya. Selamanya.
Pernahkah kita mengingat cita-cita kita masa kecil, menjadi seorang pilot pesawat atau astronot? Yang terasa begitu jauh dengan masa kini dimana kita adalah mahasiswa yang sibuk dengan tugas-tugas, atau sekedar seorang penulis kesepian yang terjebak di kampung halamannya?
Segalanya terasa lucu dan ringan. Masa-masa kecil terasa sungguh menyenangkan. Tak ada beban pikiran, tanggung jawab, maupun perasaan bersalah saat melakukan ini-itu. Yah, mungkin ada, tapi tidak seberat sekarang.
Aku masih ingat saat itu. Kelas empat SD, saat posisi tempat duduk tengah ditentukan oleh guru pembimbing kelasku. Aku sedang berdiri dan berpindah kursi, ketika sebuah tangan menggenggam bajuku dari belakang.
"Jangan pergi. Di sini saja, duduk denganku," ujarnya. Seorang perempuan kecil yang menatapku dengan sepasang matanya yang berkilau sedih.
Aku menatap ke arah sang guru, yang kemudian mengabulkan permintaan gadis cilik itu. Di tengah sorak sorai anak-anak sekelas pada kami berdua, sang gadis hanya terdiam sembari menatapku, tersenyum malu.
Masa kecil yang lucu dan menyenangkan untuk diingat. Setidaknya, untukku. Sangat berbeda dengan kenyataan sekarang, hari ini, ketika perempuan cilik yang sama kembali dalam bentuk seorang anak SMA dan bertanya padaku apakah aku mau menjadi pacarnya. Lucu, mungkin, tapi tidak begitu menyenangkan ketika mengatakan "tidak" menjadi sesuatu yang mungkin akan menyakitinya.
Maaf, nona, tapi aku sudah memiliki seorang kekasih. Dan aku mencintainya. Selamanya.
vendredi, septembre 07, 2007
Anger
Beberapa orang mengatakan bahwa kemarahan tidak semestinya diluapkan begitu saja. Harus dipikirkan dengan kepala dingin. Padahal, namanya juga orang marah, mampukah ia untuk mendinginkan diri?
Beberapa orang lainnya mengatakan bahwa kemarahan semestinya dilepaskan, diluapkan, dan tidak dibiarkan terpendam lama. Katanya, semakin perasaan marah itu dipendam, ia akan menumpuk sampai akhirnya meledak lebih besar.
Mungkin itu kesalahanku. Aku bukan orang yang sabar. Aku sering ingin berteriak kesal, namun semua itu berakhir terpendam. Kenapa? Salah satunya, karena aku tidak yakin bisa menjaga kelakuanku bila tiba saatnya aku marah. Marah betulan. Bukan sekedar ngambek ato ngomel.
Kapan terakhir kali aku marah? Saat aku menghancurkan rumahku dulu? Saat aku membuat pamanku terkena serangan jantung? Atau saat temanku harus dibawa ke rumah sakit esok harinya?
Sekalinya aku hanya marah melalui kata-kata, hasilnya pun tak jauh berbeda. Ada yang menyalahkan dirinya, ada yang tidak terima dan melawan balik, ada yang dengan rela hati menerima semua omelan itu dengan meninggalkan sebuah perasaan bahwa aku adalah sampah terburuk di dunia.
Kemarahanku tidak pernah berakhir baik. Kurasa, itulah kesalahanku. Dan biarlah aku tetap bersalah seperti itu, sembari aku mencoba bersabar untuk orang lain.
Untung tembok tidak hancur dengan mudah.
Beberapa orang lainnya mengatakan bahwa kemarahan semestinya dilepaskan, diluapkan, dan tidak dibiarkan terpendam lama. Katanya, semakin perasaan marah itu dipendam, ia akan menumpuk sampai akhirnya meledak lebih besar.
Mungkin itu kesalahanku. Aku bukan orang yang sabar. Aku sering ingin berteriak kesal, namun semua itu berakhir terpendam. Kenapa? Salah satunya, karena aku tidak yakin bisa menjaga kelakuanku bila tiba saatnya aku marah. Marah betulan. Bukan sekedar ngambek ato ngomel.
Kapan terakhir kali aku marah? Saat aku menghancurkan rumahku dulu? Saat aku membuat pamanku terkena serangan jantung? Atau saat temanku harus dibawa ke rumah sakit esok harinya?
Sekalinya aku hanya marah melalui kata-kata, hasilnya pun tak jauh berbeda. Ada yang menyalahkan dirinya, ada yang tidak terima dan melawan balik, ada yang dengan rela hati menerima semua omelan itu dengan meninggalkan sebuah perasaan bahwa aku adalah sampah terburuk di dunia.
Kemarahanku tidak pernah berakhir baik. Kurasa, itulah kesalahanku. Dan biarlah aku tetap bersalah seperti itu, sembari aku mencoba bersabar untuk orang lain.
Untung tembok tidak hancur dengan mudah.
lundi, septembre 03, 2007
Coincidence
Cerita itu mengalir begitu saja di mobil temanku.
Ia merasa ada seseorang bernama Kiki dalam dirinya. Seorang anak perempuan berumur lima tahun. Hidup. Bernapas. Satu dalam dia.
Ia merasa ada seseorang bernama Ian dalam dirinya. Seorang anak lelaki berumur sembilan tahun. Hidup. Bernapas. Satu dalam dia.
Ia merasa ada seseorang bernama Dikha dalam dirinya. Seorang anak perempuan berumur dua belas tahun. Hidup. Bernapas. Satu dalam dia.
Mereka tidak mengenal satu sama lain, karena tinggal di ruangan kamar yang berbeda. Tak pernah bertengkar. Tak pernah berbincang. Mereka adalah tiga kesatuan, dan pada saat yang bersamaan adalah satu. Satu tubuh. Tiga pikiran.
Cerita itu mengalir begitu saja di mobil temanku.
Aku merasa ada seseorang bernama Gild dalam diriku. Seorang anak perempuan berumur lima tahun. Hidup. Bernapas. Satu dalam aku.
Aku merasa ada seseorang bernama Ego dalam diriku. Seorang anak lelaki berumur enam belas tahun. Hidup. Bernapas. Satu dalam aku.
Aku merasa ada seseorang bernama Cipto dalam diriku. Seorang lelaki berumur dua puluh tujuh tahun. Hidup. Bernapas. Satu dalam aku.
Mereka mengenal satu sama lain, meskipun tinggal di ruangan kamar yang berbeda. Di sebuah meja bundar tempat mereka minum teh, mereka bertemu. Seringkali bertengkar. Seringkali berbincang. Mereka adalah tiga kesatuan, dan pada saat yang bersamaan adalah satu. Satu tubuh. Tiga pikiran.
Cerita itu mengalir begitu saja di mobil temanku. Cerita kami berdua yang membuatku merinding, dan bulu kudukku berdiri, sementara senyum pahit yang dipaksakan muncul di wajahku itu menatap ke arah luar jendela, enggan terlihat oleh sang pengemudi yang sedang bercerita.
Kebetulan itu mengerikan.
Ia merasa ada seseorang bernama Kiki dalam dirinya. Seorang anak perempuan berumur lima tahun. Hidup. Bernapas. Satu dalam dia.
Ia merasa ada seseorang bernama Ian dalam dirinya. Seorang anak lelaki berumur sembilan tahun. Hidup. Bernapas. Satu dalam dia.
Ia merasa ada seseorang bernama Dikha dalam dirinya. Seorang anak perempuan berumur dua belas tahun. Hidup. Bernapas. Satu dalam dia.
Mereka tidak mengenal satu sama lain, karena tinggal di ruangan kamar yang berbeda. Tak pernah bertengkar. Tak pernah berbincang. Mereka adalah tiga kesatuan, dan pada saat yang bersamaan adalah satu. Satu tubuh. Tiga pikiran.
Cerita itu mengalir begitu saja di mobil temanku.
Aku merasa ada seseorang bernama Gild dalam diriku. Seorang anak perempuan berumur lima tahun. Hidup. Bernapas. Satu dalam aku.
Aku merasa ada seseorang bernama Ego dalam diriku. Seorang anak lelaki berumur enam belas tahun. Hidup. Bernapas. Satu dalam aku.
Aku merasa ada seseorang bernama Cipto dalam diriku. Seorang lelaki berumur dua puluh tujuh tahun. Hidup. Bernapas. Satu dalam aku.
Mereka mengenal satu sama lain, meskipun tinggal di ruangan kamar yang berbeda. Di sebuah meja bundar tempat mereka minum teh, mereka bertemu. Seringkali bertengkar. Seringkali berbincang. Mereka adalah tiga kesatuan, dan pada saat yang bersamaan adalah satu. Satu tubuh. Tiga pikiran.
Cerita itu mengalir begitu saja di mobil temanku. Cerita kami berdua yang membuatku merinding, dan bulu kudukku berdiri, sementara senyum pahit yang dipaksakan muncul di wajahku itu menatap ke arah luar jendela, enggan terlihat oleh sang pengemudi yang sedang bercerita.
Kebetulan itu mengerikan.
samedi, septembre 01, 2007
dimanche, août 26, 2007
At last!
Akhirnya! Setelah sekian lama menunggu, tanggal 22 Agustus 2007 yang lalu gue umur 17 tahun dan memasuki status LEGAL di Indonesia!
Hah, mampus kalian semua, sekarang bahan tertawaan berkurang satu! Saya LEGAL! LEGALLL!!
Tinggal ngurus KTP.
Sayang, jadi kapan kita menikah? =P
Hah, mampus kalian semua, sekarang bahan tertawaan berkurang satu! Saya LEGAL! LEGALLL!!
Tinggal ngurus KTP.
Sayang, jadi kapan kita menikah? =P
mercredi, août 15, 2007
Mental Breakdown
Last night was disappointing, heart-breaking, and somehow irritating.
Even if it would be just temporary like the book says, I still don't like it. I know I don't want to do this. I know what I should do. But it seemed like my brain doesn't work well with my heart. The feeling was gone. There was just void.
And I don't like it.
Mental breakdowns hurt. Time for me to rest, or I'll never get up anymore.
Even if it would be just temporary like the book says, I still don't like it. I know I don't want to do this. I know what I should do. But it seemed like my brain doesn't work well with my heart. The feeling was gone. There was just void.
And I don't like it.
Mental breakdowns hurt. Time for me to rest, or I'll never get up anymore.
dimanche, août 12, 2007
Tagged
I haven't seen dearest's blog until just now. Know what? I was tagged like a week ago.
THREE NAMES YOU GO BY:
1. Cipto
2. Cito
3. Moon
THREE SCREEN NAMES YOU'VE HAD:
1. Moonblade
2. Rivendare
3. umm.. Moonblade Rivendare?
THREE THINGS YOU'VE DONE IN THE LAST 33 MINUTES:
1. Drank 500ml milk
2. Opened the door for my brother
3. Wondered what's dearest doing now
THREE THINGS YOU LIKE ABOUT YOURSELF:
There's just not enough space for Pride here.
THREE THINGS YOU DISLIKE ABOUT YOURSELF:
1. Pride
2. Pride
3. Pride
THREE PARTS OF YOUR ORIGINS:
1. God
2. Mother's womb
3. Dearest's love
THREE THINGS YOU'RE AFRAID OF:
1. The feeling of being unneeded and unnecessary.
2. Being taken control by ego.
3. Window in a dark room, especially ones with a balcony.
THREE THINGS YOU ARE WEARING RIGHT NOW:
1. Shirt
2. Pants
3. Underwear (I mean it, they're the only things on me.)
THREE OF YOUR EVERYDAY ESSENTIALS:
1. Love
2. Edibles
3. Fun
THREE IMPORTANT OBJECTS:
1. Brain
2. Heart
3. Reproductive organs
THREE OF YOUR FAVORITE BANDS:
1. Twilight Orchestra
2. L'arc-en-Ciel
3. Bond
THREE WAYS TO BE HAPPY:
1. Sharing smiles with the loved ones
2. Proving my self-worthiness
3. Daydreaming
THREE OF YOUR FAVORITE SONGS AT PRESENT:
1. Flight of the Bumblebee - Maksim
2. Victory - Bond
3. Song of Storm and Fire - Kajiura Yuuki
THREE NEW THINGS YOU WANT TO TRY IN THE NEXT 12 MONTHS:
1. Get myself an ID Card
2. Get married (Katanya oktober, sayang? =P)
3. Write a full hundreds-of-page script
THREE THINGS YOU REGRET:
1. My father.
2. My age.
3. My arrogancy.
THREE THINGS YOU WANT IN A RELATIONSHIP: Right now?
1. My dearest
2. Mutual understanding
3. Smile
THREE IMPORTANT THINGS YOU'VE GIVING TO THE WORLD:
First thing's first, your English suck. Oh, and about the answer, all I've done in my life is what I've given.
TWO TRUTHS AND A LIE (in order):
1. I'm a sixty trapped in a sixteen's body.
2. Whales hide their faces in the bottom of the sea when they're being shy.
3. Number 1 and 2 is true.
THREE PHYSICAL THINGS YOU LIKE IN THE OPPOSITE SEX:
1. Glasses
2. Smile
3. Eyes
THREE EMOTIONAL THINGS YOU LIKE IN THE OPPOSITE SEX:
1. Laughter
2. Childishness
3. Cuteness
THREE THINGS YOU JUST CAN'T DO:
1. Totally hate females.
2. Totally not hate males.
3. Not scream when watching super-scary horror movie.
THREE THINGS YOU MISS FROM YOUR PAST:
1. My childhood
2. My ultra-cute rubber croc
3. Times when school life was beautiful
THREE GIFTS YOU WOULD LIKE TO RECEIVE:
1. Love
2. Blessing for wedding
3. Freedom
THREE REASONS WHY YOU ARE WHO YOU ARE:
Because everyone is different, and I am who I am.
THREE OF YOUR FAVOURITE HOBBIES:
1. Writing
2. Reading
3. Playing games
THREE THINGS YOU WANT TO DO REALLY BADLY RIGHT NOW:
1. Finish this ASAP
2. Get a bath
3. Be with dearest
THREE CAREERS YOU'RE CONSIDERING:
1. Writer
2. Researcher
3. Investor
THREE PLACES YOU WANT TO GO FOR HOLIDAY:
Anywhere, as long as I'll be with you, dearest (nggak nemu jawaban lain.. ini udah paling bener)
THREE CARTOON CHARACTERS:
1. Erin Fortezzaquila
2. Azshara Rivendare
3. Captain Jack Sparrow
THREE BOY’S NAMES:
1. Laurel
2. Leon
3. Shara
THREE GIRL'S NAMES:
1. Arien
2. Sheila
3. Erin
THREE THINGS YOU WANT TO DO BEFORE YOU DIE:..
Live.
Now it's your turn, FEI.
THREE NAMES YOU GO BY:
1. Cipto
2. Cito
3. Moon
THREE SCREEN NAMES YOU'VE HAD:
1. Moonblade
2. Rivendare
3. umm.. Moonblade Rivendare?
THREE THINGS YOU'VE DONE IN THE LAST 33 MINUTES:
1. Drank 500ml milk
2. Opened the door for my brother
3. Wondered what's dearest doing now
THREE THINGS YOU LIKE ABOUT YOURSELF:
There's just not enough space for Pride here.
THREE THINGS YOU DISLIKE ABOUT YOURSELF:
1. Pride
2. Pride
3. Pride
THREE PARTS OF YOUR ORIGINS:
1. God
2. Mother's womb
3. Dearest's love
THREE THINGS YOU'RE AFRAID OF:
1. The feeling of being unneeded and unnecessary.
2. Being taken control by ego.
3. Window in a dark room, especially ones with a balcony.
THREE THINGS YOU ARE WEARING RIGHT NOW:
1. Shirt
2. Pants
3. Underwear (I mean it, they're the only things on me.)
THREE OF YOUR EVERYDAY ESSENTIALS:
1. Love
2. Edibles
3. Fun
THREE IMPORTANT OBJECTS:
1. Brain
2. Heart
3. Reproductive organs
THREE OF YOUR FAVORITE BANDS:
1. Twilight Orchestra
2. L'arc-en-Ciel
3. Bond
THREE WAYS TO BE HAPPY:
1. Sharing smiles with the loved ones
2. Proving my self-worthiness
3. Daydreaming
THREE OF YOUR FAVORITE SONGS AT PRESENT:
1. Flight of the Bumblebee - Maksim
2. Victory - Bond
3. Song of Storm and Fire - Kajiura Yuuki
THREE NEW THINGS YOU WANT TO TRY IN THE NEXT 12 MONTHS:
1. Get myself an ID Card
2. Get married (Katanya oktober, sayang? =P)
3. Write a full hundreds-of-page script
THREE THINGS YOU REGRET:
1. My father.
2. My age.
3. My arrogancy.
THREE THINGS YOU WANT IN A RELATIONSHIP: Right now?
1. My dearest
2. Mutual understanding
3. Smile
THREE IMPORTANT THINGS YOU'VE GIVING TO THE WORLD:
First thing's first, your English suck. Oh, and about the answer, all I've done in my life is what I've given.
TWO TRUTHS AND A LIE (in order):
1. I'm a sixty trapped in a sixteen's body.
2. Whales hide their faces in the bottom of the sea when they're being shy.
3. Number 1 and 2 is true.
THREE PHYSICAL THINGS YOU LIKE IN THE OPPOSITE SEX:
1. Glasses
2. Smile
3. Eyes
THREE EMOTIONAL THINGS YOU LIKE IN THE OPPOSITE SEX:
1. Laughter
2. Childishness
3. Cuteness
THREE THINGS YOU JUST CAN'T DO:
1. Totally hate females.
2. Totally not hate males.
3. Not scream when watching super-scary horror movie.
THREE THINGS YOU MISS FROM YOUR PAST:
1. My childhood
2. My ultra-cute rubber croc
3. Times when school life was beautiful
THREE GIFTS YOU WOULD LIKE TO RECEIVE:
1. Love
2. Blessing for wedding
3. Freedom
THREE REASONS WHY YOU ARE WHO YOU ARE:
Because everyone is different, and I am who I am.
THREE OF YOUR FAVOURITE HOBBIES:
1. Writing
2. Reading
3. Playing games
THREE THINGS YOU WANT TO DO REALLY BADLY RIGHT NOW:
1. Finish this ASAP
2. Get a bath
3. Be with dearest
THREE CAREERS YOU'RE CONSIDERING:
1. Writer
2. Researcher
3. Investor
THREE PLACES YOU WANT TO GO FOR HOLIDAY:
Anywhere, as long as I'll be with you, dearest (nggak nemu jawaban lain.. ini udah paling bener)
THREE CARTOON CHARACTERS:
1. Erin Fortezzaquila
2. Azshara Rivendare
3. Captain Jack Sparrow
THREE BOY’S NAMES:
1. Laurel
2. Leon
3. Shara
THREE GIRL'S NAMES:
1. Arien
2. Sheila
3. Erin
THREE THINGS YOU WANT TO DO BEFORE YOU DIE:..
Live.
Now it's your turn, FEI.
vendredi, juillet 20, 2007
Hello again
Aku perlu meminta maaf kepada blogku ini karena telah meninggalkannya begitu lama. Padahal nggak sedikit yang bisa ditulis di sini, khususnya mengenai liburan lalu yang menyenangkan. Berhubung ceritanya cukup panjang, maka akan kubagi-bagi menjadi beberapa bagian.
Minggu, 8 Juli 2007, dearest datang ke Jakarta. Maunya sih naik kereta, tapi apa boleh buat, tiket tak dapat bus pun jadi. Aku dan Taufik berangkat pagi hari untuk menjemputnya di Terminal Lebak Bulus. Dan seperti biasa, bus dearest terlambat cukup lama. Alhasil, kami bosan menunggu dan kembali ke rumah untuk menjemput Hisyam. Baru dua menit kami meninggalkan Carrefour Lebak Bulus, dearest menelpon. Dia baru saja sampai. Huiks.
Hari dilanjutkan dengan berkumpul di Fantasy & Games. Keluarga besar Celestine Empire untuk pertama kalinya mengadakan pertemuan besar-besaran di sana, yang diisi dengan canda tawa, snack, kue-kue, minuman, menambah berat lemak dan daging di tubuh, serta MAIN DnD.
Usai acara tersebut, aku, dearest, Muddy, Fei, dan Panda pergi untuk menginap di rumah Panda. Sayangnya, Muddy ditelpon di tengah jalan dan diminta ngapel sama ceweknya. Jadi dia hanya mengantar, lalu segera pergi. Di rumah Panda kami MAIN DnD lagi, lalu beristirahat untuk esok hari. Hari yang amat menyenangkan, apalagi ditutup dengan wajah kaget khas dearest. Wajah yang selalu muncul setiap kali kami bertemu.
Kenapa dia selalu kaget? Tanyakan sendiri ke orangnya.
Minggu, 8 Juli 2007, dearest datang ke Jakarta. Maunya sih naik kereta, tapi apa boleh buat, tiket tak dapat bus pun jadi. Aku dan Taufik berangkat pagi hari untuk menjemputnya di Terminal Lebak Bulus. Dan seperti biasa, bus dearest terlambat cukup lama. Alhasil, kami bosan menunggu dan kembali ke rumah untuk menjemput Hisyam. Baru dua menit kami meninggalkan Carrefour Lebak Bulus, dearest menelpon. Dia baru saja sampai. Huiks.
Hari dilanjutkan dengan berkumpul di Fantasy & Games. Keluarga besar Celestine Empire untuk pertama kalinya mengadakan pertemuan besar-besaran di sana, yang diisi dengan canda tawa, snack, kue-kue, minuman, menambah berat lemak dan daging di tubuh, serta MAIN DnD.
Usai acara tersebut, aku, dearest, Muddy, Fei, dan Panda pergi untuk menginap di rumah Panda. Sayangnya, Muddy ditelpon di tengah jalan dan diminta ngapel sama ceweknya. Jadi dia hanya mengantar, lalu segera pergi. Di rumah Panda kami MAIN DnD lagi, lalu beristirahat untuk esok hari. Hari yang amat menyenangkan, apalagi ditutup dengan wajah kaget khas dearest. Wajah yang selalu muncul setiap kali kami bertemu.
Kenapa dia selalu kaget? Tanyakan sendiri ke orangnya.
dimanche, juillet 01, 2007
Warhammer
Adalah sebuah game miniatur-modelling, di mana kita menjadi seorang pemimpin yang mengerahkan pasukan kita untuk menghabisi musuh. Dijual satuan seharga puluhan ribu sampai paketan seharga jutaan. Game mahal. Bleh.
Aku suka game ini karena banyak faction-faction lucu yang beredar. Strategi, cerita, dan flavor mereka pun berbeda. Misalnya faction yang dipakai oleh salah seorang temanku, Wood Elves. Faction penjaga hutan ini kerjanya kabur lari-lari sambil memanah targetnya. Atau High Elves yang memiliki sihir-sihir kuat. Sementara faction favoritku adalah Bretonnia, para noble knight berkuda dengan strategi dasar yang amat sederhana. CHARGE!
Selain itu, aku juga cukup suka dengan strategi yang diperlukan dalam bermain. Penempatan pasukan, prajurit apa yang dipakai, persiapan sihir, penggunaan terrain untuk menambahkan kelebihan dalam posisi, dan lain-lainnya. Nggak se-realistis perang betulan, sih.. tapi cukup lah untuk sekedar game.
Baru-baru ini ada campaign global dunia dalam game Warhammer, yaitu Nemesis Crown. Ceritanya, Nemesis Crown ini adalah artefak jahat berkekuatan tinggi yang baru saja ditemukan kembali. Dengan kemunculannya, seluruh faction di Warhammer maju untuk berperang memperebutkannya. Masing-masing dengan alasan yang berbeda-beda.
Wood Elves sekedar menjaga hutannya. Dwarves ingin menguburnya kembali. Dan Bretonnia... mereka menjual jasa mereka untuk mendapatkan tanah. Kenapa tanah? Adat di Bretonnia, seorang knight yang berjasa dalam perang akan dihadiahkan tanah. Dan karena knight Bretonnia amat sangat kuat dan hampir tidak pernah kalah, maka bangsanya kehabisan tanah untuk dihadiahkan. Stupid, huh?
Lalu, kenapa aku menulis entry ini? Teringat tentang tujuan. Apa sih, tujuan kita hidup? Uang? Cinta? Kehormatan? Sex? Iseng? Aku rasa masing-masing di antara kita punya jawaban tersendiri. Sekedar ingin tahu saja sih, sebenarnya, seandainya ada yang mau membaginya di sini.
Aku suka game ini karena banyak faction-faction lucu yang beredar. Strategi, cerita, dan flavor mereka pun berbeda. Misalnya faction yang dipakai oleh salah seorang temanku, Wood Elves. Faction penjaga hutan ini kerjanya kabur lari-lari sambil memanah targetnya. Atau High Elves yang memiliki sihir-sihir kuat. Sementara faction favoritku adalah Bretonnia, para noble knight berkuda dengan strategi dasar yang amat sederhana. CHARGE!
Selain itu, aku juga cukup suka dengan strategi yang diperlukan dalam bermain. Penempatan pasukan, prajurit apa yang dipakai, persiapan sihir, penggunaan terrain untuk menambahkan kelebihan dalam posisi, dan lain-lainnya. Nggak se-realistis perang betulan, sih.. tapi cukup lah untuk sekedar game.
Baru-baru ini ada campaign global dunia dalam game Warhammer, yaitu Nemesis Crown. Ceritanya, Nemesis Crown ini adalah artefak jahat berkekuatan tinggi yang baru saja ditemukan kembali. Dengan kemunculannya, seluruh faction di Warhammer maju untuk berperang memperebutkannya. Masing-masing dengan alasan yang berbeda-beda.
Wood Elves sekedar menjaga hutannya. Dwarves ingin menguburnya kembali. Dan Bretonnia... mereka menjual jasa mereka untuk mendapatkan tanah. Kenapa tanah? Adat di Bretonnia, seorang knight yang berjasa dalam perang akan dihadiahkan tanah. Dan karena knight Bretonnia amat sangat kuat dan hampir tidak pernah kalah, maka bangsanya kehabisan tanah untuk dihadiahkan. Stupid, huh?
Lalu, kenapa aku menulis entry ini? Teringat tentang tujuan. Apa sih, tujuan kita hidup? Uang? Cinta? Kehormatan? Sex? Iseng? Aku rasa masing-masing di antara kita punya jawaban tersendiri. Sekedar ingin tahu saja sih, sebenarnya, seandainya ada yang mau membaginya di sini.
lundi, juin 25, 2007
Roleplayer
This post is heavily Dungeons and Dragons related.
Roleplayer, suatu sebutan dalam DnD untuk seseorang yang dapat bersandiwara sebagai karakter selain diri sendiri.
Mungkin terdengar mudah, namun (setidaknya menurut saya) roleplaying bukanlah hanya bersandiwara, melainkan meresapi dan memahami karakter tersebut secara menyeluruh. Baik dari emosi, sifat dasar, sampai pandangan akan kehidupan. Dengan begitu, kita sendiri literally menjadi karakter tersebut secara tidak langsung.
Sometimes, it's fun being a roleplayer.
Siapa sih, yang tidak pernah sekalipun berpikir untuk menjadi seseorang yang lain? Yang lebih, yang sempurna, yang memiliki sifat dan karakter seperti yang kita dambakan untuk diri sendiri, yang cocok untuk dipakai dalam membuat cerita bagus, atau yang [masukkan kata sifat di sini]. Apalagi kalau didukung dengan environment yang sempurna pula, hasil karya otak manusia yang amat canggih dan mengenal istilah fantasi.
Menyenangkan, kadang. Khususnya, karena bermain DnD sebagai roleplayer membuat main lebih dari sekedar mencari kesenangan. Cerita yang bagus pun lahir dari roleplaying. Saya yakin, semua penulis cerita yang mendasarkan cerita mereka pada Dungeons and Dragons akan me-roleplay karakter mereka untuk menentukan alur cerita dan tindakan-tindakan yang diambil karakternya.
Untungnya (atau sialnya mungkin), saya suka menulis.
Sometimes, it's not fun being a roleplayer.
Masalah utama yang sering saya hadapi adalah pengendalian emosi. Tidak jarang emosi dan perasaan karakter yang saya roleplay meresap ke dalam diri saya sendiri. Perasaan tersebut seakan-akan bersarang di hati saya, meskipun ketika saya pikir secara logis, tidak ada alasan bagi saya untuk merasa seperti itu.
Bagus kalau perasaan yang meresap itu mengandung kebahagiaan, cinta kasih, atau kebaikan hati. Lebih bagus lagi bila perasaan itu bisa saya sebarkan ke orang lain agar mereka ikut bahagia. Tapi kalau perasaan itu adalah kebencian dan kesengsaraan? Bisa pula saya sebarkan ke orang lain agar mereka ikut sengsara, kan?
Saya belum ahli dalam memisahkan khayalan dan kenyataan. Kadang berhasil, kadang tidak. Dan saat ini, saya rasa saya butuh bantuan dalam melakukannya. Apakah ada yang bersedia membantu saya dengan setidaknya menjawab pertanyaan "bagaimana caranya?" ?
Roleplayer, suatu sebutan dalam DnD untuk seseorang yang dapat bersandiwara sebagai karakter selain diri sendiri.
Mungkin terdengar mudah, namun (setidaknya menurut saya) roleplaying bukanlah hanya bersandiwara, melainkan meresapi dan memahami karakter tersebut secara menyeluruh. Baik dari emosi, sifat dasar, sampai pandangan akan kehidupan. Dengan begitu, kita sendiri literally menjadi karakter tersebut secara tidak langsung.
Sometimes, it's fun being a roleplayer.
Siapa sih, yang tidak pernah sekalipun berpikir untuk menjadi seseorang yang lain? Yang lebih, yang sempurna, yang memiliki sifat dan karakter seperti yang kita dambakan untuk diri sendiri, yang cocok untuk dipakai dalam membuat cerita bagus, atau yang [masukkan kata sifat di sini]. Apalagi kalau didukung dengan environment yang sempurna pula, hasil karya otak manusia yang amat canggih dan mengenal istilah fantasi.
Menyenangkan, kadang. Khususnya, karena bermain DnD sebagai roleplayer membuat main lebih dari sekedar mencari kesenangan. Cerita yang bagus pun lahir dari roleplaying. Saya yakin, semua penulis cerita yang mendasarkan cerita mereka pada Dungeons and Dragons akan me-roleplay karakter mereka untuk menentukan alur cerita dan tindakan-tindakan yang diambil karakternya.
Untungnya (atau sialnya mungkin), saya suka menulis.
Sometimes, it's not fun being a roleplayer.
Masalah utama yang sering saya hadapi adalah pengendalian emosi. Tidak jarang emosi dan perasaan karakter yang saya roleplay meresap ke dalam diri saya sendiri. Perasaan tersebut seakan-akan bersarang di hati saya, meskipun ketika saya pikir secara logis, tidak ada alasan bagi saya untuk merasa seperti itu.
Bagus kalau perasaan yang meresap itu mengandung kebahagiaan, cinta kasih, atau kebaikan hati. Lebih bagus lagi bila perasaan itu bisa saya sebarkan ke orang lain agar mereka ikut bahagia. Tapi kalau perasaan itu adalah kebencian dan kesengsaraan? Bisa pula saya sebarkan ke orang lain agar mereka ikut sengsara, kan?
Saya belum ahli dalam memisahkan khayalan dan kenyataan. Kadang berhasil, kadang tidak. Dan saat ini, saya rasa saya butuh bantuan dalam melakukannya. Apakah ada yang bersedia membantu saya dengan setidaknya menjawab pertanyaan "bagaimana caranya?" ?
mercredi, juin 13, 2007
Village Adventure
Akhirnya kembali ke Jakarta dengan selamat sehat walafiat...
6 hari yang lalu, sekolahku mengadakan acara Live In (semacam bakti sosial, tapi para siswa tinggal bersama dengan penduduk setempat) di sebuah daerah bernama Boro, Jawa Tengah. Boro terletak sekitar satu jam perjalanan dari Yogyakarta. Perjalanan dari Jakarta memakan waktu sekitar 14 jam menggunakan bus. Di Boro sendiri, kami hanya menetap selama 4 hari 3 malam.
Hari pertama, kebagian rumah yang berada sekitar 5km dari basecamp awal semuanya berkumpul, pas nyampe langsung disambut oleh kakak dan ibu angkatku. Sehari itu diisi dengan ngobrol2 bersama ibu dan membantu kegiatan rumah tangga. Sore hari, adikku pulang dari sekolah. Berhubung ibu sedang membelah buah kakao dan aku yang menawarkan bantuan sepertinya tidak berguna banyak, jadilah aku menghabiskan waktu berjalan2 ke sawah bersama adik. Malamnya, ngumpul di rumah kepala desa yang punya tempat khusus buat arisan. Main kartu sampe jam 10an, lalu pulang dan tidur. Ditemani dengung tawon yang bersarang di kamar.
Hari kedua, berkelana ke desa sebelah bersama teman-teman. Sambil nonton anjing dibakar, kami main kartu lagi hanya dengan duduk di atas batu dan menggunakan papan catur sebagai meja kartu. Lalu, menemani teman2 pulang dan duel catur dengan orang terjago seangkatan. Meskipun situasi sangat menguntungkan bagiku, salah satu temanku yang beraliaskan "si freak" menggerak-gerakkan bidak catur kudaku dan bersuara seperti kuda. Jadilah aku kalah karena konsentrasi buyar dan tertawa sampai puas. Usai main, ditawarin tongseng anjing, dengan bahan segar yang baru pagi tadi dibunuh. Aku tentu menolak. Cuman nyicip sepotong kecil. Kemudian, pulang ke rumah dan menghabiskan waktu bersama adik. Malam, kembali berkumpul ke rumah kepala desa dan main kartu.
Hari ketiga, karena merasa ini hari terakhir dan pengen cari kenangan seru, aku pergi ke air terjun Curug yang ternyata cukup jauh dari desa. Pakai mobil bak buat ngangkut sapi pun makan sekitar satu jam. Tapi nggak rugi, setelah outbound seru melompati bebatuan licin nan berlumut, air terjunnya bagus banget. Bisa mandi di situ pula, sayang nggak bawa baju ganti. Anehnya, di sana sinyal fren kuat. Kesempatan, nelpon dearest aja. Pulang ke desa, menemani teman2 makan tongseng anjing, lalu kembali ke rumah. Sisanya diisi dengan tidur karena lelah, dan mencari dedaunan di sawah bersama adik. Adik, kamu seram deh bawa2 sabit kemana-mana. Malamnya, seperti biasa, berkumpul di rumah kepala desa dan pulang jam 10.
Hari keempat, berpamitan dengan keluarga angkat dan pergi ke Yogya. Tentunya beli titipan anak2: Kaos Adem Air, Paket Wisata Dasar Laut. Dapatkan diskon hingga 70%. Terbang murah nyawa murah, kami ahlinya. Serta bikin tattoo temporari (harus pake i, bukan y) di punggung tangan. Pengennya sih ketemuan sama temen di sana, tapi apa boleh buat, waktu mepet dan dia lagi ada semesteran. Untuk menemani perjalanan pulang, aku beli kaset Bond: Explosive. Nggak rugi, ternyata. Perempuan-perempuan cantik ini memainkan kwartet string dengan sangat indah (kwartet string terdiri dari Violin Sopran, Violin Alto, Viola, dan Cello). Sambil nyolong walkman temen, perjalanan ke Jakarta selama 13 jam hampir tak terasa.
Side stories:
1. Malam hari, temanku mau mandi. Pakai senter dong, karena gelap. Sambil ngambil air, keliatan bayang2 di dasar bak mandi. Lele. Mujair. Belut. "Anjir! Gue udah sikat gigi dua kali di sana!" katanya.
2. Desa ini punya sedikit listrik, sekedar untuk lampu. Tapi nggak berlaku buat beberapa rumah seperti yang punya AC, atau PS2 dua biji buat rental, atau kulkas dan dua TV warna. "Harusnya rumah gue nih yang dijadiin tempat Live In!" kata salah satu temanku.
3. Jalan rame2 malam hari, nganter temen pulang. Pake senter, kan gelap. Di jalan, ngeliat bapak2 tua jalan nggak pake senter dengan tangan di belakang. "Mari pak," ujar anak2. "Ya, mari..." balas bapaknya dengan suara seperti mayat hidup. Setelah berpapasan, anak2 sadar bahwa dia bawa golok di belakang. Langsung pada ngibrit.
4. Jam dinding di rumah menunjukkan 7.15, saatnya pergi ke tempat pak kepala desa. Nyampe di sana 5 menit kemudian. Jam dinding di sana menunjukkan 5.30. Aku menatap jam sakuku. 7.05.
5. Kalau di Jakarta ada anjing dirantai buat jaga rumah, di sana ada orang gila dirantai dan mengejarmu dengan empat kaki sambil menggonggong.
6. Ada guru boker di bis sebelah, padahal tulisannya urine only. Sambil bus goyang2 karena jalannya cepat dan berbatu, ngecret2 lah itu fasces yang nggak bisa disiram ke mana-mana. Udah disemprot bayfresh pun, baunya masih terasa amat segar.
6 hari yang lalu, sekolahku mengadakan acara Live In (semacam bakti sosial, tapi para siswa tinggal bersama dengan penduduk setempat) di sebuah daerah bernama Boro, Jawa Tengah. Boro terletak sekitar satu jam perjalanan dari Yogyakarta. Perjalanan dari Jakarta memakan waktu sekitar 14 jam menggunakan bus. Di Boro sendiri, kami hanya menetap selama 4 hari 3 malam.
Hari pertama, kebagian rumah yang berada sekitar 5km dari basecamp awal semuanya berkumpul, pas nyampe langsung disambut oleh kakak dan ibu angkatku. Sehari itu diisi dengan ngobrol2 bersama ibu dan membantu kegiatan rumah tangga. Sore hari, adikku pulang dari sekolah. Berhubung ibu sedang membelah buah kakao dan aku yang menawarkan bantuan sepertinya tidak berguna banyak, jadilah aku menghabiskan waktu berjalan2 ke sawah bersama adik. Malamnya, ngumpul di rumah kepala desa yang punya tempat khusus buat arisan. Main kartu sampe jam 10an, lalu pulang dan tidur. Ditemani dengung tawon yang bersarang di kamar.
Hari kedua, berkelana ke desa sebelah bersama teman-teman. Sambil nonton anjing dibakar, kami main kartu lagi hanya dengan duduk di atas batu dan menggunakan papan catur sebagai meja kartu. Lalu, menemani teman2 pulang dan duel catur dengan orang terjago seangkatan. Meskipun situasi sangat menguntungkan bagiku, salah satu temanku yang beraliaskan "si freak" menggerak-gerakkan bidak catur kudaku dan bersuara seperti kuda. Jadilah aku kalah karena konsentrasi buyar dan tertawa sampai puas. Usai main, ditawarin tongseng anjing, dengan bahan segar yang baru pagi tadi dibunuh. Aku tentu menolak. Cuman nyicip sepotong kecil. Kemudian, pulang ke rumah dan menghabiskan waktu bersama adik. Malam, kembali berkumpul ke rumah kepala desa dan main kartu.
Hari ketiga, karena merasa ini hari terakhir dan pengen cari kenangan seru, aku pergi ke air terjun Curug yang ternyata cukup jauh dari desa. Pakai mobil bak buat ngangkut sapi pun makan sekitar satu jam. Tapi nggak rugi, setelah outbound seru melompati bebatuan licin nan berlumut, air terjunnya bagus banget. Bisa mandi di situ pula, sayang nggak bawa baju ganti. Anehnya, di sana sinyal fren kuat. Kesempatan, nelpon dearest aja. Pulang ke desa, menemani teman2 makan tongseng anjing, lalu kembali ke rumah. Sisanya diisi dengan tidur karena lelah, dan mencari dedaunan di sawah bersama adik. Adik, kamu seram deh bawa2 sabit kemana-mana. Malamnya, seperti biasa, berkumpul di rumah kepala desa dan pulang jam 10.
Hari keempat, berpamitan dengan keluarga angkat dan pergi ke Yogya. Tentunya beli titipan anak2: Kaos Adem Air, Paket Wisata Dasar Laut. Dapatkan diskon hingga 70%. Terbang murah nyawa murah, kami ahlinya. Serta bikin tattoo temporari (harus pake i, bukan y) di punggung tangan. Pengennya sih ketemuan sama temen di sana, tapi apa boleh buat, waktu mepet dan dia lagi ada semesteran. Untuk menemani perjalanan pulang, aku beli kaset Bond: Explosive. Nggak rugi, ternyata. Perempuan-perempuan cantik ini memainkan kwartet string dengan sangat indah (kwartet string terdiri dari Violin Sopran, Violin Alto, Viola, dan Cello). Sambil nyolong walkman temen, perjalanan ke Jakarta selama 13 jam hampir tak terasa.
Side stories:
1. Malam hari, temanku mau mandi. Pakai senter dong, karena gelap. Sambil ngambil air, keliatan bayang2 di dasar bak mandi. Lele. Mujair. Belut. "Anjir! Gue udah sikat gigi dua kali di sana!" katanya.
2. Desa ini punya sedikit listrik, sekedar untuk lampu. Tapi nggak berlaku buat beberapa rumah seperti yang punya AC, atau PS2 dua biji buat rental, atau kulkas dan dua TV warna. "Harusnya rumah gue nih yang dijadiin tempat Live In!" kata salah satu temanku.
3. Jalan rame2 malam hari, nganter temen pulang. Pake senter, kan gelap. Di jalan, ngeliat bapak2 tua jalan nggak pake senter dengan tangan di belakang. "Mari pak," ujar anak2. "Ya, mari..." balas bapaknya dengan suara seperti mayat hidup. Setelah berpapasan, anak2 sadar bahwa dia bawa golok di belakang. Langsung pada ngibrit.
4. Jam dinding di rumah menunjukkan 7.15, saatnya pergi ke tempat pak kepala desa. Nyampe di sana 5 menit kemudian. Jam dinding di sana menunjukkan 5.30. Aku menatap jam sakuku. 7.05.
5. Kalau di Jakarta ada anjing dirantai buat jaga rumah, di sana ada orang gila dirantai dan mengejarmu dengan empat kaki sambil menggonggong.
6. Ada guru boker di bis sebelah, padahal tulisannya urine only. Sambil bus goyang2 karena jalannya cepat dan berbatu, ngecret2 lah itu fasces yang nggak bisa disiram ke mana-mana. Udah disemprot bayfresh pun, baunya masih terasa amat segar.
jeudi, juin 07, 2007
Tagged by Neng
1. Grab the book nearest to you, turn to page 18, and find line 4.“...susu karena akan meningkatkan pengeluaran..."
2. Stretch your left arm out as far as you can. Done.
3. What is the last thing you watched on TV? Kabelvision Schedule
4. Without looking, guess what time it is: 7.21
5. Now look at the clock. What is the actual time? 6.50
6. With the exception of the computer, what can you hear? Someone ironing outside my room
7. When did you last step outside? What were you doing? Yesterday, Multiverse (warnet)
8. Before you started this survey, what did you look at? Ya monitor, lah!
9. What are you wearing? underwear, celana santai bali, kaos sma
10. Did you dream last night? think so
11. When did you last laugh? Last night
12. What is on the walls of the room you are in? a clock, two puzzles, AC, remot AC, cetekan lampu
13. Seen anything weird lately? all my friends
14. What do you think of this quiz? simply a tag
15. What is the last film you saw? pirates of the caribbean: at world's end
16. If you became a multi-millionaire overnight, what would you buy? an engagement ring, a house, sama resepsi... oh, sama buat nyogok bikin ktp, soalnya ga ngaruh kalo gue nikah tapi gak legal
17. Tell me something about you that I don't know: umm, i love my girlfriend?
18. If you could change one thing about the world, regardless of guilt or politics, what would you do? erase war.
19. Do you like to dance? tergantung, yang ada seninya atau yang cuman joget kaya ayam dijepret?
20. George Bush: bushy
21. Imagine your first child is a girl, what do you call her? Arien, berdasarkan persetujuan dengan calon istri
22. Imagine your first child is a boy, what do you call him? Leon (kalo leo) ato Laurel (kalo nggak leo). Laurel nama cowok, btw.. moga2 anak gue yang ini bishonen supaya bisa dikerjain
23. Would you ever consider living abroad? cewek gue ikut gak?
24. What do you want God to say to you when you reach the pearly gates? Hi.
25. 4 people who must also do this meme in THEIR journal: yang mau aja lah...
2. Stretch your left arm out as far as you can. Done.
3. What is the last thing you watched on TV? Kabelvision Schedule
4. Without looking, guess what time it is: 7.21
5. Now look at the clock. What is the actual time? 6.50
6. With the exception of the computer, what can you hear? Someone ironing outside my room
7. When did you last step outside? What were you doing? Yesterday, Multiverse (warnet)
8. Before you started this survey, what did you look at? Ya monitor, lah!
9. What are you wearing? underwear, celana santai bali, kaos sma
10. Did you dream last night? think so
11. When did you last laugh? Last night
12. What is on the walls of the room you are in? a clock, two puzzles, AC, remot AC, cetekan lampu
13. Seen anything weird lately? all my friends
14. What do you think of this quiz? simply a tag
15. What is the last film you saw? pirates of the caribbean: at world's end
16. If you became a multi-millionaire overnight, what would you buy? an engagement ring, a house, sama resepsi... oh, sama buat nyogok bikin ktp, soalnya ga ngaruh kalo gue nikah tapi gak legal
17. Tell me something about you that I don't know: umm, i love my girlfriend?
18. If you could change one thing about the world, regardless of guilt or politics, what would you do? erase war.
19. Do you like to dance? tergantung, yang ada seninya atau yang cuman joget kaya ayam dijepret?
20. George Bush: bushy
21. Imagine your first child is a girl, what do you call her? Arien, berdasarkan persetujuan dengan calon istri
22. Imagine your first child is a boy, what do you call him? Leon (kalo leo) ato Laurel (kalo nggak leo). Laurel nama cowok, btw.. moga2 anak gue yang ini bishonen supaya bisa dikerjain
23. Would you ever consider living abroad? cewek gue ikut gak?
24. What do you want God to say to you when you reach the pearly gates? Hi.
25. 4 people who must also do this meme in THEIR journal: yang mau aja lah...
dimanche, juin 03, 2007
Responsibility
Is one tough thing to keep.
Aku sendiri bukan orang yang bisa dibilang bertanggung jawab. Sangat banyak hal yang tidak berhasil kulakukan, janji-janji yang tidak ditepati, maupun hal-hal kecil yang terlupakan. Ya, aku menyesal akan semua itu, aku meminta maaf akan semua itu, dan aku ingin membayar tanggung jawab yang tidak kutepati dengan suatu bentuk ganti rugi. Sayangnya, aku tidak tahu bagaimana caranya.
Seperti kakakku yang berbisnis sepatu. Ia menerima pesanan sebuah sepatu, tapi ia membuat sepatu tersebut tidak sesuai dengan pesanan. Alasannya, "Aku nggak punya cetakan seperti itu! Ya mau bagaimana lagi?" Padahal, sang pemesan sepatu tadinya akan menikah mengenakan sepatu pesanannya itu. Dan sekarang hancurlah sudah rencana indah tersebut.
Kurasa, sudah sepantasnya kakakku meminta maaf, bertanggung jawab, serta mengganti kerugian yang dialami oleh pemesan sepatu itu. Sayangnya, lelaki bajingan yang satu ini bersikeras bahwa ia berada di posisi yang benar, dengan alasan "tidak punya cetakan, karena itu harus memaklumi hal tersebut." Ia bahkan tidak meminta maaf.
Aku tidak ingin menjadi seperti dia. Aku ingin meminta maaf. Aku ingin mengganti rugi. Hanya saja aku tak tahu bagaimana caranya. Apalagi di saat pihak yang kurugikan tidak memberi tahu aku apa yang ia inginkan.
Aku sendiri bukan orang yang bisa dibilang bertanggung jawab. Sangat banyak hal yang tidak berhasil kulakukan, janji-janji yang tidak ditepati, maupun hal-hal kecil yang terlupakan. Ya, aku menyesal akan semua itu, aku meminta maaf akan semua itu, dan aku ingin membayar tanggung jawab yang tidak kutepati dengan suatu bentuk ganti rugi. Sayangnya, aku tidak tahu bagaimana caranya.
Seperti kakakku yang berbisnis sepatu. Ia menerima pesanan sebuah sepatu, tapi ia membuat sepatu tersebut tidak sesuai dengan pesanan. Alasannya, "Aku nggak punya cetakan seperti itu! Ya mau bagaimana lagi?" Padahal, sang pemesan sepatu tadinya akan menikah mengenakan sepatu pesanannya itu. Dan sekarang hancurlah sudah rencana indah tersebut.
Kurasa, sudah sepantasnya kakakku meminta maaf, bertanggung jawab, serta mengganti kerugian yang dialami oleh pemesan sepatu itu. Sayangnya, lelaki bajingan yang satu ini bersikeras bahwa ia berada di posisi yang benar, dengan alasan "tidak punya cetakan, karena itu harus memaklumi hal tersebut." Ia bahkan tidak meminta maaf.
Aku tidak ingin menjadi seperti dia. Aku ingin meminta maaf. Aku ingin mengganti rugi. Hanya saja aku tak tahu bagaimana caranya. Apalagi di saat pihak yang kurugikan tidak memberi tahu aku apa yang ia inginkan.
lundi, mai 28, 2007
Inventions
Seminggu terakhir ini dipenuhi dengan tugas-tugas yang menjadi beban di akhir semester, apalagi makalah Fisika mengenai sistem pendingin. Selagi browsing google mencari artikel untuk dibajak isinya, sku mendapatkan topik yang cukup menarik, yaitu pendingin mobil.
Menulis makalah itu membuatku menyadari betapa hebatnya kita manusia. Dengan berbagai ide dan kreatifitas, muncullah sekarang ribuan penemuan yang mempermudah hidup. Lebih lagi, dalam satu abad terakhir ini, penemuan menjadi berkali-kali lipat lebih banyak. Lihat saja, manusia butuh jutaan tahun sampai mereka menemukan mesin uap. Tidak lama kemudian, kita bisa terbang dengan pesawat. Lalu, bisa meluncurkan roket ke luar angkasa.
Manusia itu hebat. Kita mesti bersyukur dilahirkan sebagai manusia. Kalau kita jadi nyamuk, gimana? Kena bersin aja bisa langsung mampus...
Menulis makalah itu membuatku menyadari betapa hebatnya kita manusia. Dengan berbagai ide dan kreatifitas, muncullah sekarang ribuan penemuan yang mempermudah hidup. Lebih lagi, dalam satu abad terakhir ini, penemuan menjadi berkali-kali lipat lebih banyak. Lihat saja, manusia butuh jutaan tahun sampai mereka menemukan mesin uap. Tidak lama kemudian, kita bisa terbang dengan pesawat. Lalu, bisa meluncurkan roket ke luar angkasa.
Manusia itu hebat. Kita mesti bersyukur dilahirkan sebagai manusia. Kalau kita jadi nyamuk, gimana? Kena bersin aja bisa langsung mampus...
dimanche, mai 20, 2007
Dear Brother...
Entry berjudul Dear [insert name here] ditujukan pada satu orang saja. Harap maklum kalo isinya mungkin nggak dimengerti sama beberapa orang. Alasan kenapa surat pribadi masuk ke blog, karena ada suatu cerita di sini yang nggak eksplisit.
a. Selamat ulang tahun!
b. Semoga sukses bisnis sepatunya.
c. Semakin lama kamu semakin mirip bapak. Dan aku semakin nggak suka.
a. Selamat ulang tahun!
b. Semoga sukses bisnis sepatunya.
c. Semakin lama kamu semakin mirip bapak. Dan aku semakin nggak suka.
vendredi, mai 18, 2007
Couldn't Care Less
Salah satu kebiasaan burukku adalah menertawakan perbuatan orang lain. Meskipun mungkin hal tersebut sama sekali tidak lucu bagi mereka. Meskipun aku menyinggung dan merendahkan mereka secara tidak langsung. Tapi aku senang melakukannya, dan sampai sekarang aku tidak menyesal menertawakan mereka. Tolong jangan ditiru, atau tak lama lagi dunia akan penuh dengan hewan-hewan egois keparat yang berkeliaran bebas.
Contohnya hari ini, sekali lagi aku menemukan suatu hal lucu untuk ditertawakan. Seorang temanku (sekali lagi) menjilat ludahnya sendiri. Berbuat selayaknya pegas, berkata sesuatu dan bertindak persis kebalikannya. Aku cukup yakin, untuk temanku yang sedang berbunga-bunga itu, hal ini sama sekali tidak lucu. Apalagi dengan frase "People Change" yang dipergunakannya untuk mempertahankan aksi kocaknya.
Pengennya sih minta maap, tapi setelah dipikir-pikir, "what the hell, kalau ga mau ditertawakan ya berbuat pakai otak sedikit kenapa?"
Sejujurnya, aku sendiri mungkin akan amat kesal apabila ditertawakan. Apalagi kalau perbuatan yang kulakukan menurutku tidak salah. Tapi aku akan menempatkan diri pada orang yang menertawakan aku, dan melihat sisi pandangnya. Mencari tahu apa yang bodoh dan salah dari perbuatanku, dan mengkoreksi diriku. Harusnya, kalau sampai bisa ditertawakan, berarti aku melakukan kesalahan dalam perbuatanku yang semestinya diperbaiki.
Lucunya, temanku yang ini (katanya) mau berubah. Sudah berkali-kali mengumumkan bahwa ia mau berubah, tapi tetap seperti itu-itu saja. Lucu, ternyata manusia bisa lebih bodoh dari keledai yang tidak akan jatuh ke lubang yang sama dua kali. Aku senang, punya hiburan seperti ini. Entah kenapa, meski aku tahu ini tidak baik, tapi menggembirakan menonton penderitaaan orang yang disebabkan oleh dirinya sendiri. Setidaknya, bisa sedikit melegakan hati dari lelah duniawi.
Contohnya hari ini, sekali lagi aku menemukan suatu hal lucu untuk ditertawakan. Seorang temanku (sekali lagi) menjilat ludahnya sendiri. Berbuat selayaknya pegas, berkata sesuatu dan bertindak persis kebalikannya. Aku cukup yakin, untuk temanku yang sedang berbunga-bunga itu, hal ini sama sekali tidak lucu. Apalagi dengan frase "People Change" yang dipergunakannya untuk mempertahankan aksi kocaknya.
Pengennya sih minta maap, tapi setelah dipikir-pikir, "what the hell, kalau ga mau ditertawakan ya berbuat pakai otak sedikit kenapa?"
Sejujurnya, aku sendiri mungkin akan amat kesal apabila ditertawakan. Apalagi kalau perbuatan yang kulakukan menurutku tidak salah. Tapi aku akan menempatkan diri pada orang yang menertawakan aku, dan melihat sisi pandangnya. Mencari tahu apa yang bodoh dan salah dari perbuatanku, dan mengkoreksi diriku. Harusnya, kalau sampai bisa ditertawakan, berarti aku melakukan kesalahan dalam perbuatanku yang semestinya diperbaiki.
Lucunya, temanku yang ini (katanya) mau berubah. Sudah berkali-kali mengumumkan bahwa ia mau berubah, tapi tetap seperti itu-itu saja. Lucu, ternyata manusia bisa lebih bodoh dari keledai yang tidak akan jatuh ke lubang yang sama dua kali. Aku senang, punya hiburan seperti ini. Entah kenapa, meski aku tahu ini tidak baik, tapi menggembirakan menonton penderitaaan orang yang disebabkan oleh dirinya sendiri. Setidaknya, bisa sedikit melegakan hati dari lelah duniawi.
Inscription à :
Articles (Atom)