samedi, mars 29, 2008

The Poetic Side of Me

It's been months since I last write poetries. I recall my most productive days were those when every day was filled with unending emotional disasters. You know, those kind of things that happen when you've just succumbed to the sweetest taste of fresh love. Anyway, those were the days.

I don't remember when, but slowly I stopped writing poems. And I don't know why either. Maybe it was because I've sold all my romance to one woman, maybe it was because I've run out of words, I don't know.

But ever since, the poems turned around to be proses. Like the entry I wrote before this one, for example. I didn't think much about writing that, but after reading it again, I felt like an idiot. Hey, who would've written long, redundant sentences to speak about something so simple like that?

Well anyway, it's good to know where my ideas went. And for you guys who don't like long redundant sentences, I apologize. I'll be doing that much more in the future.

jeudi, mars 27, 2008

Ignorance Is (not) Bliss

Some say the phrase entitling this entry is true.

I'll say nay to that.

Karena ketika kamu menyadari sesuatu, mengetahui bahwa sebenarnya hal itu salah dan semestinya diperbaiki, atau ada sesuatu yang kamu bisa lakukan untuk membantu atau mengatasi masalah tersebut, dan sebaliknya kamu mengunci hasrat untuk melakukan itu di dalam dirimu dan memutuskan untuk membuang jauh-jauh suara hatimu untuk menghindari masalah lain yang kamu takutkan akan hinggap padamu,

kamu tak lagi lebih dari binatang liar tanpa kawan.

Ingatlah bahwa bahkan hewan dan tumbuhan pun, makhluk-makhluk yang kita sebut tanpa hati dan pikiran, tanpa akal budi dan nurani, masih memiliki insting untuk membantu sesamanya.

Dan bukankah rasa takutmu akan kesulitan yang akan menghampirimu sekedar hambatan yang kamu bentuk sendiri sebagai alasan untuk menghindar? Sebagaimana musuh terkuat setiap manusia adalah dirinya sendiri, aku berkata padamu, bahwa sebelum kamu bisa melawan dia, bahkan sampai kamu mati dan Malaikat Jurang Maut menjemputmu, kamu tidak akan lepas dari belenggu ketidakbahagiaan.

Objectivity

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan dalam kemampuan berpikir, saya selalu mencoba melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang -- dan dengan begitu, menjadi obyektif. Apa itu obyektif? Obyektif adalah perilaku menghadapi situasi dengan jalur pikiran yang rasional dan logis, dengan alasan-alasan yang masuk akal sebagai landasan dari perbuatan yang dilakukan. Di sisi lain, subyektifitas adalah perilaku menghadapi situasi dengan jalur pikiran yang irrasional, emosional, tanpa alasan yang masuk akal dan kuat untuk mendukungnya.

Di dunia yang penuh dengan orang-orang subyektif ini, obyektifitas memiliki kelebihannya sendiri, di antaranya adalah pengertian yang lebih mendalam, "compassion" dan "empathy" yang melebihi sebagian besar orang lain, dan kemampuan untuk melihat "the big picture".

Sayangnya, obyektifitas cenderung membawa kita ke sisi yang berbeda dari masyarakat luas, dan terkadang, di titik ekstrim, menjadikan kita sesuatu yang dibenci oleh banyak orang karena melawan "norma adat" yang berlaku di sana.

Contoh saja, di sebuah perusahaan dengan tingkat korupsi yang sangat tinggi sehingga sudah menjadi sebuah "rahasia umum", bahkan sampai dianggap "budaya legal", apakah kamu mau melawan tradisi turun-menurun tersebut? Hitunglah sendiri, berapa sih orang yang mau mendukungmu melakukan itu, dan tidak takut akan dikucilkan oleh semua orang lain di kantor? Hell, berapa orang sih yang nggak terbuai oleh apa yang ditawarkan oleh Korupsi itu sendiri? Padahal mereka -- para pelaku tindak korupsi -- tidak memikirkan dampaknya terhadap kehidupan orang lain yang dirugikan oleh tindakan mereka. Apakah mereka melihat masalah itu dari sudut pandang orang yang dirugikan? Apakah mereka mampu merasionalisasikan tindakan korupsi tersebut, dan mengatakan bahwa itu bukan hanya karena nafsu duniawi belaka? Dan kalaupun bisa, apakah mereka peduli? Yah, saya rasa sih tidak sedikit pun.

Dan saya menulis ini karena saya mencium bau-bau nepotisme dan subyektifitas di sebuah organisasi tempat saya bernaung. Belum terbukti, namun suatu saat nanti jikalau semua kecurigaan itu ternyata benar, saya akan mengundurkan diri dari sana, pronto.

lundi, mars 03, 2008

Old Songs

Entah kenapa, buatku lagu-lagu lama rasanya lebih menyenangkan untuk didengar daripada selera musik terkini. Mungkin karena tipe musik pop yang menjamur sudah jadi menjemukan; mungkin karena lirik yang terlalu banyak membahas mengenai cinta atau sejenisnya; mungkin karena aku lebih suka lagu yang dapat menggugah hati; mungkin karena aku adalah makhluk konvensional; mungkin.. I don't know.

Anyway, menemukan beberapa karya pemusik lama setelah ngutil di harddisk; di antaranya adalah Queen, Bee Gees, Beatles.. dan Sting, kalau dia dihitung pemusik lama.

Piracy is a crime. Yup. Ada yang tau di mana buat download lagu nggak? Buat konsumsi pribadi kok.