lundi, février 11, 2008

Archetypes

Beberapa hari terakhir ini saya sangat tertarik dengan game Vampire: the Masquerade. Selain karena gameplay nya yang baru (dan menarik. sesuatu yang baru biasanya lebih menarik daripada yang lama.), ada satu bagian yang sangat menyita perhatian. Di game itu, namanya adalah Nature & Demeanor.

Intinya, Nature adalah insting dasar seorang karakter. Bagaimana ia bertindak, apa yang mendorongnya untuk maju, dan bagaimana ia beraksi. Semua itu ditentukan oleh Nature secara spontan dan otomatis. Sedangkan Demeanor adalah bagaimana karakter itu muncul di permukaan. Siapapun yang tidak mengenal karakter itu dengan dekat, akan menyangka bahwa sang karakter memiliki sifat yang sesuai dengan Demeanor-nya. Namun bukan tidak mungkin bahwa di balik semua penampilan itu, sang karakter memiliki suatu sifat yang jauh berbeda, yaitu Nature-nya.

Beragam sifat yang ada di dunia ini dikelompokkan dalam berbagai Archetype. Dengan pengelompokkan tersebut, kita bisa memilih seperti apakah sifat karakter yang akan kita bangun dalam game Vampire: the Masquerade tersebut. Tertarik melihat beberapa Archetype yang dimaksud? Datanglah ke situs ini:

http://www.geocities.com/malfisbymidnight/natures.html

Sangat menyenangkan, menarik, dan menggugah pikiran menurut saya. Selain menyatakan secara jelas bahwa seseorang bisa memiliki dua sisi yang berbeda di luar (Demeanor) dan di dalam (Nature) dirinya, deskripsi dari masing-masing Archetype menjelaskan secara garis besar mengenai orang-orang di dunia ini. Salah satunya, membuat saya sendiri menyadari orang seperti apakah saya ini.

Care to share your Nature & Demeanor? I think my Nature is Gallant, and my Demeanor is Deviant.

mercredi, février 06, 2008

My Dear Friend

Teman baruku yang satu ini ternyata telah membuktikan dirinya sangat amat berguna kemarin. Ia mengikuti aku ke mana-mana, tak pernah mengomel, dan manfaat keberadaan dirinya selalu terasa setiap hari.

Pagi hari ketika aku berangkat, ia menawarkan diri untuk ikut bersamaku.
Pagi hari ketika aku sadar kuku jariku panjang dan tajam, ia menawarkan sebuah kikir.
Menjelang siang ketika aku kesulitan membuka tutup teh botol, ia menawarkan sebuah pembuka tutup botol.
Siang hari ketika aku ingin memotong kertas dan merapikan foto, ia menawarkan sebuah pisau.
Sore hari ketika aku tak bisa membuka kaleng, ia menawarkan sebuah pembuka kaleng.
Malam hari ketika aku selesai makan, ia menawarkan sebuah tusuk gigi.
Malam itu juga ketika sebuah duri menusuk gusiku, ia menawarkan sebuah pinset.

Terima kasih untuk sahabat merahku.