vendredi, septembre 07, 2007

Anger

Beberapa orang mengatakan bahwa kemarahan tidak semestinya diluapkan begitu saja. Harus dipikirkan dengan kepala dingin. Padahal, namanya juga orang marah, mampukah ia untuk mendinginkan diri?

Beberapa orang lainnya mengatakan bahwa kemarahan semestinya dilepaskan, diluapkan, dan tidak dibiarkan terpendam lama. Katanya, semakin perasaan marah itu dipendam, ia akan menumpuk sampai akhirnya meledak lebih besar.

Mungkin itu kesalahanku. Aku bukan orang yang sabar. Aku sering ingin berteriak kesal, namun semua itu berakhir terpendam. Kenapa? Salah satunya, karena aku tidak yakin bisa menjaga kelakuanku bila tiba saatnya aku marah. Marah betulan. Bukan sekedar ngambek ato ngomel.

Kapan terakhir kali aku marah? Saat aku menghancurkan rumahku dulu? Saat aku membuat pamanku terkena serangan jantung? Atau saat temanku harus dibawa ke rumah sakit esok harinya?

Sekalinya aku hanya marah melalui kata-kata, hasilnya pun tak jauh berbeda. Ada yang menyalahkan dirinya, ada yang tidak terima dan melawan balik, ada yang dengan rela hati menerima semua omelan itu dengan meninggalkan sebuah perasaan bahwa aku adalah sampah terburuk di dunia.

Kemarahanku tidak pernah berakhir baik. Kurasa, itulah kesalahanku. Dan biarlah aku tetap bersalah seperti itu, sembari aku mencoba bersabar untuk orang lain.

Untung tembok tidak hancur dengan mudah.

Aucun commentaire: